Press "Enter" to skip to content

Tembakan Jauh Celtics Dominasi Pacers, Total 20 Tripoin

Boston Celtics menjalani laga tandang ke markas Indiana Pacers pada Jumat malam (26/12) waktu Amerika Serikat dengan awal yang jauh dari kata mulus. Tim asuhan Joe Mazzulla sempat terkejut oleh intensitas permainan tuan rumah. Pacers langsung tancap gas sejak menit pertama, menekan Celtics dengan serangan cepat dan agresivitas di cat. Hasilnya, Celtics tertinggal dua digit pada pertengahan kuarter pertama. Gainbridge Fieldhouse yang riuh rendah menambah tekanan mental bagi tim tamu.

Meski begitu, Celtics bukan tim yang mudah runtuh hanya karena start buruk. Boston merespons dengan penyesuaian cepat, terutama dalam hal sirkulasi bola dan pemilihan tembakan. Mazzulla menginstruksikan timnya untuk tidak terpancing tempo terlalu liar, memperlambat ritme saat perlu, lalu meledak di momen yang tepat. Kuarter kedua menjadi awal kebangkitan Boston. Mereka mulai menemukan ritme, bermain lebih rapi, dan memaksa Pacers melakukan rotasi bertahan lebih jauh dari ring.

Momentum itu berubah menjadi badai poin. Celtics membalik keadaan di pertengahan kuarter kedua, membangun keunggulan 10 poin dan terus menambahnya secara bertahap. Pertahanan zona-temporer yang mereka tampilkan membuat penetrasi Pacers tidak lagi semudah kuarter pertama. Dari bangku cadangan, energi yang dibawa pemain-pemain rotasi juga memberi dampak besar. Boston menutup babak pertama dengan senyum, setelah sebelumnya memulai laga dengan kerutan di dahi.


Brown dan Kedalaman Serangan Boston

Nama Jaylen Brown kembali jadi sorotan utama, tetapi kemenangan Celtics kali ini tidak bisa dikerucutkan hanya pada satu pemain. Brown memang tampil luar biasa, memimpin laju poin Boston dengan 30 angka, berkat 13 tembakan masuk dari 20 percobaan. Efisiensi tembakannya dari lapangan mencapai 65 persen—angka yang mencerminkan kedewasaan dalam membaca ruang tembak. Brown tidak memaksakan tripoin berlebihan ketika pertahanan menutup rapat, tetapi langsung menekan lewat mid-range dan drive cerdas saat celah terbuka.

Performa Brown belakangan memang konsisten. Ia tercatat mencetak 30 poin atau lebih dalam delapan pertandingan berturut-turut, sebuah catatan yang menunjukkan ia berada di puncak kepercayaan diri secara permainan. Namun, Celtics juga menampilkan hal yang menjadi identitas mereka dalam beberapa musim terakhir: kedalaman skuad. Lima pemain Boston sukses menoreh lebih dari 15 poin, membuat pertahanan Pacers kewalahan memilih siapa yang harus dikunci.

Payton Pritchard jadi kontributor terbesar kedua bagi Boston malam itu. Ia menambahkan 29 poin, termasuk tiga tembakan tripoin, dan merebut 9 rebound—sebuah catatan rebound yang cukup mencolok untuk pemain berpostur 185 cm. Pritchard bekerja keras di glass, seringkali menyusup dari sisi lemah pertahanan untuk merebut bola pantul panjang, terutama dari tembakan tripoin yang meleset.

Celtics Hujani Ring Pacers dengan 20 Tripoin

Derrick White juga memberi andil signifikan. Guard andalan Boston itu menambah 21 poin dan memasukkan tiga tripoin, semuanya hadir di momen ketika Boston mulai membangun jarak. White tampil tenang, bermain efektif dalam peran off-ball, dan beberapa kali memberi umpan ekstra yang membuka ruang tembak corner.

Boston bermain seperti tim yang tidak punya satu senjata, melainkan gudang senjata. Bola mengalir, pemain bergerak tanpa bola, dan keputusan tembakan tidak terasa egois. Inilah yang membuat performa Celtics sangat sulit diantisipasi ketika mereka sudah berada dalam momentum panas.


Candy Burst dan Tumble, Rantai Poin yang Tak Terputus (Fokus Tripoin & Tembakan Lapangan)

Pertandingan ini jadi panggung duel tembakan jarak jauh, tetapi Boston memenangkan duel itu lewat efisiensi dan ritme. Celtics berhasil memasukkan 20 dari 39 tembakan tripoin, dengan akurasi 51 persen—angka yang menunjukkan konsistensi dan kualitas eksekusi, bukan sekadar volume. Pacers sendiri bukan tanpa balasan. Mereka membalas dengan 18 dari 44 tripoin, tetapi dengan tingkat efisiensi yang tidak seimbang di momen krusial.

Sam Hauser jadi kisah menarik malam itu. Masuk dari bangku cadangan, ia tampil hampir sempurna dari jarak tiga angka, memasukkan 7 dari 8 tripoin dan mengemas 23 poin. Hauser menjadi pembeda ketika Boston mulai memaksa Pacers memperlebar rotasi bertahan. Tembakan-tembakan corner-to-corner Celtics menciptakan efek seperti tumble dalam slot mechanics—bergulir tanpa putus. Setiap cluster poin terasa diikuti oleh peluang poin cluster berikutnya, terutama saat Hauser, Pritchard, dan White bergantian memanfaatkan bola-bola pantul panjang.

Boston juga mencatat akurasi tembakan 57 persen dari lapangan (47/83 FG), menandakan efektivitas tembakan dua angka mereka sangat tinggi. Hingga kuarter ketiga, Celtics sudah mengumpulkan 111 poin, catatan serangan tertinggi mereka musim ini dalam tiga kuarter. Mereka menutup laga dengan total 140 poin, menunjukkan ritme ofensif yang stabil dari awal bangkit hingga buzzer akhir.

Kemenangan Boston tidak terasa repetitif dalam narasi, karena tercipta dari kontribusi yang berganti-ganti, momentum yang naik-turun, dan keputusan tembakan yang berbasis ruang, bukan garis tetap.


Tidak Menoleh ke Belakang, Boston Jaga Kendali

Setelah kebangkitan di kuarter kedua, Boston Celtics tidak pernah lagi kehilangan arah. Paruh kedua pertandingan jadi milik mereka, bukan hanya dalam hal angka, tetapi juga dalam hal penguasaan mental permainan. Celtics tampil seperti tim yang sudah memetakan tempo: kapan menekan, kapan menahan, kapan melepaskan tembakan jarak jauh.

Pacers mencoba mengejar lewat fast break dan serangan transisi, tetapi Celtics selalu punya jawaban lewat tembakan tepat waktu. Ketika Indiana berusaha mempercepat tempo, Boston memperketat spacing dan memaksa mereka bertahan lebih jauh. Ketika Indiana lengah di perimeter, Celtics langsung melepaskan tripoin bersih hasil ekstra-pass.

Andrew Nembhard memimpin perlawanan Indiana dengan 18 poin dan empat tripoin, tetapi Boston berhasil menahan laju ofensif mereka secara kolektif. Celtics tidak hanya unggul akurasi, tetapi juga unggul dalam membaca momentum. Mereka memanfaatkan momen ketika Pacers mulai kehilangan ritme rotasi bertahan, lalu menutup pertandingan dengan kendali permainan yang meyakinkan.

Kemenangan 140-122 ini menjadi kemenangan ke-4 berturut-turut bagi Boston, sekaligus kemenangan kedua mereka atas Pacers minggu ini. Rekor Boston kini meningkat menjadi 19-11, memperkuat posisi mereka di peringkat ketiga Wilayah Timur NBA.

Boston menang bukan karena tembakan mereka “pasti masuk,” tetapi karena tembakan mereka masuk di waktu yang tepat, dilepaskan oleh banyak tangan, dan dijaga oleh ritme permainan yang matang.


Refrence : Mainbasket

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *