Setelah delapan tahun meninggalkan Los Angeles Clippers dan empat tahun sejak membawa tim lain menyingkirkan mereka di Final Wilayah NBA, Chris Paul kini kembali mengenakan jersey Clippers. Di usia 40 tahun, Paul kembali sebagai veteran sarat pengalaman, siap mendukung tim dalam perburuan gelar juara NBA.
Kepulangan ini disambut penuh semangat, baik oleh tim, penggemar, maupun keluarga. Intuit Dome, markas baru Clippers, menjadi saksi kembalinya salah satu legenda franchise tersebut.
🏀 Motivasi Kuat Kembali ke Clippers
Dalam konferensi pers yang berlangsung Senin (28/7) waktu AS, Chris Paul tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Ia mengaku bahwa kembali ke Clippers adalah sesuatu yang telah lama ia harapkan, meski tak pernah tahu apakah akan benar-benar terwujud.
“Rasanya luar biasa dan agak tak bisa berkata-kata. Ini adalah sesuatu yang sejak lama saya impikan, dan akhirnya saya di sini lagi,” ujar Chris Paul dengan senyum lebar.
Chris Paul memasuki arena Intuit Dome yang masih kosong, menatap ke arah halo board raksasa yang menampilkan namanya. Di ruang ganti, jersey nomor 3 miliknya sudah tergantung, menandai bahwa rumah lamanya kini kembali jadi miliknya.
👨👩👧 Kepulangan yang Bermakna Secara Pribadi
Lebih dari sekadar keputusan profesional, kembalinya Paul ke LA juga didorong oleh alasan keluarga. Setelah bertahun-tahun bermain di berbagai kota—Houston, OKC, Phoenix, hingga San Antonio—Chris Paul ingin kembali dekat dengan istri dan anak-anaknya yang tetap tinggal di Los Angeles.
“Jujur saja, mungkin istri dan anak-anak saya sudah bosan mendengar saya teriak-teriak, ‘Saya pulang, saya pulang!’ sejak pertama kali dapat kabar ini,” katanya sambil tertawa.
🎯 Peran Baru dalam Skuad Clippers
Tak seperti masa jaya era Lob City, kali ini Chris Paul tidak lagi datang sebagai starter utama. Ia bergabung sebagai point guard cadangan di belakang James Harden, namun dengan peran yang tak kalah penting—memberikan kedalaman skuad, memimpin secara mental, dan memberi contoh bagi pemain muda.
Chris Paul akan menjadi bagian dari barisan pendukung Clippers bersama Bradley Beal, John Collins, serta dua bintang utama tim: Kawhi Leonard dan Harden. Meski kekuatan Wilayah Barat masih dipimpin oleh tim muda seperti Oklahoma City Thunder, Clippers tetap dipandang sebagai kandidat serius peraih gelar.
📊 Statistik Terkini & Potensi Dampak
Musim lalu bersama San Antonio Spurs, Chris Paul mencatatkan rata-rata 8,8 poin dan 7,4 asis dalam 28 menit per pertandingan. Akurasi tembakannya tetap solid, dengan 42,7% field goal dan 37,7% three-point. Walau secara angka itu menjadi musim terendah dalam kariernya, peran leadership dan pengalaman Paul sangat berharga, terutama bagi tim yang memburu gelar seperti Clippers.
⏳ Musim Terakhir?
Meski usianya telah menyentuh angka 40, Paul belum benar-benar menutup pintu untuk terus bermain. Musim 2025–2026 bisa jadi musim terakhirnya, namun ia tidak ingin terburu-buru menyimpulkan.
“Rasanya luar biasa masih bisa bermain di usia seperti ini. Saya sangat bersyukur,” ujar Paul.
Ia kini menjadi salah satu dari hanya dua pemain aktif di usia 40-an di NBA, bersama LeBron James. Pengalaman dan tekadnya akan menjadi kekuatan tambahan bagi Clippers dalam menghadapi musim mendatang.
📌 Kesimpulan
Kembalinya Chris Paul ke Los Angeles Clippers bukan hanya sebuah reuni emosional, tapi juga babak baru dalam perjalanan kariernya. Dengan semangat juang yang masih menyala, peran veteran yang solid, dan keinginan kuat meraih cincin juara, Paul siap berkontribusi di lapangan maupun ruang ganti.
Sambutan hangat di Intuit Dome hanya awal dari harapan besar yang disematkan padanya. Kini, semua mata tertuju pada perjalanan Clippers musim ini—akankah CP3 berhasil menutup kariernya dengan manis?
Refrence : Mainbasket