Setelah beberapa hari hening, Pusat Pelatihan Nasional (Pelatnas) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur, kembali menggeliat. Suara raket yang menepok shuttlecock, desiran sepatu yang bergesek dengan karpet lapangan, serta tawa dan teriakan semangat para atlet kembali terdengar menggema di lapangan-lapangan latihan.
Latihan Awal untuk Menyambut Gelaran Internasional
Sejak 23 Desember 2024, para atlet yang memenuhi pemanggilan tahap I Pelatnas PBSI mulai kembali berlatih untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen-turnamen internasional yang akan datang di tahun 2025. Latihan tersebut dibuka oleh Sekretaris Jenderal PP PBSI, Ricky Soebagdja, bersama Kepala Pelatih Mulyo Handoyo, yang memberikan pengarahan singkat kepada para atlet untuk fokus dan menjaga semangat sepanjang perjalanan panjang yang menanti.
Penilaian dan Pengembangan Atlet
Kepala Pelatih Ganda Putra Pratama, Chafidz Yusuf, mengungkapkan bahwa hari-hari awal latihan dimanfaatkan untuk beradaptasi dan menilai kemampuan fisik, mental, serta stamina para atlet. Dalam tiga bulan pertama, Chafidz berharap bisa mengumpulkan data lengkap tentang semua pemain, termasuk kekuatan fisik dan aspek mental mereka. “Data tersebut akan kami diskusikan dengan pelatih fisik, tim psikologi, dan tim pendukung lainnya,” jelas Chafidz.
Chafidz menekankan pentingnya pendekatan berbasis hard skill dan soft skill dalam pembinaan atlet, serta membuat roadmap yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setiap pemain. “Mengejar ranking itu penting, tetapi harus berdasarkan pemahaman tentang kondisi atlet sekarang,” tambahnya.
Membangun Karakter Petarung
Sementara itu, Kepala Pelatih Tunggal Putri Pratama, Wiempie Mahardi, menjelaskan bahwa tantangan terbesar bagi para atlet adalah membangun komunikasi dan kepercayaan antara pelatih dan atlet, serta antar sesama atlet. “Atlet dan pelatih harus satu hati dan satu visi,” ujar Wiempie. Ia menekankan pentingnya mengembangkan karakter petarung yang tangguh melalui latihan yang terfokus pada kebugaran tubuh dan teknik pukulan.
Wiempie yang sebelumnya berpengalaman melatih di PB Jaya Raya dan di luar negeri, seperti India, Amerika Serikat, dan Singapura, percaya bahwa setiap detik dalam sesi latihan sangat berharga. “Kami akan memastikan setiap sesi latihan memiliki tujuan yang jelas, apakah itu untuk teknik, fisik, power, atau endurance. Semua itu harus diukur untuk memastikan tujuan tercapai,” ujarnya.
Prestasi dan Regenerasi: Dua Tujuan Utama
Wiempie mendefinisikan tugasnya sebagai pelatih dengan dua tujuan utama: prestasi dan regenerasi. “Kami tidak hanya fokus pada prestasi jangka pendek, tetapi juga mempersiapkan generasi atlet yang akan datang dengan kualitas yang baik,” tambah Wiempie.
Profil Pelatih Pelatnas
Chafidz Yusuf
- Jabatan: Kepala Pelatih Ganda Putra Pratama
- Pengalaman sebagai Pelatih:
- Philippine Badminton Association (2023-2024)
- Ganda Putri Pelatnas PBSI (2018-2022)
- Ganda Putra Pelatnas PBSI (2014-2018)
- Pengalaman sebagai Atlet:
- Medali perak Ganda Campuran French Open 1987 (bersama Verawati Fajrin)
- Perempat final Ganda Putra All England 1986 (bersama Bobby Ertanto)
- Medali emas Beregu Putra SEA Games 1986
Wiempie Mahardi
- Jabatan: Kepala Pelatih Tunggal Putri Pratama
- Pengalaman sebagai Pelatih:
- Azone Badminton Academy, India (2023-2024)
- Jaya Raya (2014-2023)
- Global Badminton Academy, Amerika Serikat (2013-2014)
- Pengalaman sebagai Atlet:
- Medali emas Dutch Open International Junior 1999
- Medali perak Singapore Open Satellite 2002
- Medali emas SEA Games 2003
Fokus Jangka Panjang dalam Pelatnas
Dengan semangat baru dan fokus yang jelas, Pelatnas PBSI Cipayung siap membangun atlet-atlet terbaik untuk Indonesia, baik untuk turnamen internasional mendatang maupun untuk regenerasi atlet di masa depan. Para pelatih berkomitmen untuk mendampingi atlet hingga mencapai puncak prestasi dunia, dengan menanamkan semangat juang yang tinggi dalam setiap latihan.