Malam itu, Paycom Center berubah menjadi lautan euforia. Di hadapan ribuan penggemar yang memadati arena, Oklahoma City Thunder mengibarkan panji juara dan menerima cincin kemenangan NBA pertama mereka. Namun, malam bersejarah itu tak hanya berhenti di perayaan — melainkan juga diwarnai oleh laga sengit yang berujung pada kemenangan dramatis 125-124 atas Houston Rockets setelah dua kali babak perpanjangan waktu.
Suara sorak penonton menggema sejak sebelum tipoff dimulai. Suasana semakin intens ketika wasit melewatkan peluang memberikan technical foul kepada Kevin Durant, yang meminta timeout saat Rockets sudah tidak memiliki jatah waktu. Keputusan itu sempat memancing kontroversi dan meningkatkan tensi permainan hingga akhir overtime pertama.
Aksi Penentu dari Sang MVP
Ketegangan mencapai puncaknya di detik-detik terakhir perpanjangan waktu kedua. Dengan skor imbang, Shai Gilgeous-Alexander, sang MVP NBA 2024–2025, berdiri di garis lemparan bebas dengan 2,3 detik tersisa. Dalam keheningan arena yang tiba-tiba sunyi, dua tembakan bebasnya menembus jaring dengan sempurna — memastikan kemenangan pembuka musim untuk Thunder.
Sorak riuh kembali pecah saat bel akhir berbunyi. Kemenangan ini bukan hanya hasil kerja keras di lapangan, tapi juga simbol tekad tim juara untuk mempertahankan dominasi mereka di musim baru NBA 2025–2026.
“Keuletan, tekad, dan pertahanan — itulah kuncinya,” ujar Shai seusai laga. “Kami tahu bahwa jika kami kuat di sisi pertahanan, kami selalu punya peluang menang, apa pun yang terjadi.”
Pertarungan Statistik dan Penampilan Bintang
Shai Gilgeous-Alexander tampil luar biasa dengan 35 poin, di mana 24 poin di antaranya dicetak setelah kuarter ketiga.
Di kubu Rockets, Alperen Sengun menjadi pemain paling produktif dengan 39 poin, sementara Kevin Durant menyumbang 23 poin dan 9 rebound meski harus keluar karena foul out dan gagal memasukkan keempat tembakan tiga angkanya.
Tak kalah menonjol, Chet Holmgren tampil memukau dengan 28 poin dan 7 rebound, menembak efisien dengan 11 dari 17 percobaan. Dalam banyak momen, pertarungannya dengan Durant tampak seperti duel dua generasi: Durant, sang legenda, melawan Holmgren, sang bintang muda yang mulai membuktikan dirinya.
Drama dan Kontroversi di Overtime
Momen paling menegangkan terjadi di akhir overtime pertama, saat Kevin Durant berusaha meminta timeout untuk Rockets padahal timnya sudah kehabisan waktu. Wasit tidak mengakui permintaan tersebut, meski jika diakui, seharusnya menghasilkan technical foul untuk Oklahoma City.
Keputusan itu sempat menjadi perdebatan sengit di antara pemain dan penonton. Namun, kemenangan Thunder di overtime kedua membuat kontroversi itu akhirnya terlupakan.
Persaingan Wilayah Barat Kian Memanas
Dengan kemenangan ini, Thunder mengirim pesan kuat bahwa mereka siap mempertahankan posisi puncak Wilayah Barat. Namun, jalan mereka tidak akan mudah.
Denver Nuggets tampil dengan amunisi baru seperti Cam Johnson dan Jonas Valanciunas untuk memperkuat Nikola Jokic. Sementara itu, Minnesota Timberwolves juga berambisi mencapai final Wilayah Barat untuk ketiga kalinya secara beruntun berkat ketajaman Anthony Edwards.
Kesimpulan: Thunder Tetap Perkasa di Tengah Tekanan
Kemenangan tipis 125–124 atas Rockets menjadi pembuka sempurna bagi Oklahoma City Thunder. Dengan mental juara, pertahanan solid, dan kepemimpinan Shai Gilgeous-Alexander, Thunder menunjukkan bahwa mereka bukan hanya juara bertahan — tetapi juga tim yang masih lapar akan kemenangan.
Di malam penuh sejarah dan emosi itu, dua tembakan bebas Shai menjadi simbol: bahwa kejayaan Thunder tidak berhenti di masa lalu, melainkan baru saja dimulai kembali.