Press "Enter" to skip to content

Yang Hansen Ungkap Tantangan Beradaptasi di Dunia NBA

Pebasket muda asal Tiongkok, Yang Hansen, resmi menjalani debut pramusim NBA bersama Portland Trail Blazers melawan Golden State Warriors, Rabu (8/10/2025).
Dalam pertandingan yang berlangsung sengit itu, Blazers harus mengakui keunggulan Warriors dengan skor 129-123. Meski belum tampil maksimal, laga ini menjadi langkah awal penting bagi Hansen dalam perjalanan kariernya di liga basket paling kompetitif di dunia.


🎯 Debut Perdana dan Catatan Statistik

Yang Hansen tampil selama 21 menit, mencatatkan 4 poin, 4 rebound, 1 asis, dan 4 turnover, sebelum akhirnya harus keluar lapangan akibat melakukan foul.
Meski kontribusinya terlihat terbatas, momen ini menandai pengalaman berharga baginya yang  kini resmi bersaing di level NBA — sebuah pencapaian besar bagi pemain berusia muda yang sebelumnya banyak diragukan.

Sebelum draft, sejumlah pengamat menilai Yang Hansen memiliki potensi besar namun menghadapi tantangan terkait kecepatan dan kemampuan adaptasi terhadap tempo permainan NBA yang lebih eksplosif. Kekhawatiran itu pun sedikit terlihat di pertandingan debutnya, ketika Warriors dengan cerdik mengeksploitasi kelemahan pertahanannya.


⚙️ Tantangan di Lapangan: Kecepatan dan Adaptasi

Dalam beberapa momen, Hansen kesulitan menghadapi skema pick-and-pop, terutama ketika berhadapan dengan pemain seperti Quinten Post yang mampu melakukan tembakan jarak jauh. Post sendiri mencatatkan 4 dari 9 tembakan tiga angka — sebagian besar berkat ruang yang tercipta karena Yang Hansen terlambat melakukan rotasi ke perimeter.

Yang Hansen Ungkap Tantangan Beradaptasi di Dunia NBA

Fenomena ini menjadi sorotan utama bagi Blazers, terutama karena tim tersebut menargetkan untuk membangun pertahanan elit musim ini. Jika kelemahan Yang Hansen di area luar tidak segera diperbaiki, tim lawan akan dengan mudah memanfaatkan celah tersebut.

“Dengan banyaknya center yang kini mampu menjaga jarak di perimeter, Yang Hansen perlu beradaptasi lebih cepat. Ini menjadi tantangan besar baginya,” tulis salah satu analis NBA di platform Bleacher Report.


🧠 Potensi Serangan dan Gaya Bermain yang Unik

Meski menghadapi tantangan defensif, potensi Yang Hansen di sisi ofensif cukup menjanjikan.
Ia kerap dibandingkan dengan Nikola Jokic (Denver Nuggets) atau Alperen Sengun (Houston Rockets) — dua center modern dengan kemampuan playmaking luar biasa. Hansen memiliki visi lapangan yang baik, serta kemampuan memberi umpan akurat dari area dalam, menjadikannya pusat serangan potensial di masa depan.

Namun, seperti yang diakui pelatih Blazers, Yang Hansen masih terlalu muda untuk menjadi poros utama permainan tim. Saat ini, ia perlu memaksimalkan peran sebagai pemain pendukung dengan fokus pada rebounding, screening, serta perlindungan ring sebelum dipercaya mengatur ritme permainan sepenuhnya.


📈 Antusiasme Besar dari Penggemar Tiongkok

Menariknya, debut Yang Hansen menjadi sorotan besar di Tiongkok.
Menurut data dari Tencent Sports, sekitar 5,2 juta penonton menyaksikan debut pramusimnya melawan Memphis Grizzlies di liga musim panas lalu.
Antusiasme serupa juga terlihat dalam laga melawan Warriors, di mana setiap sentuhan bolanya disorot jutaan penggemar yang berharap Hansen menjadi bintang baru dari Asia di NBA.

Namun, seperti yang disoroti banyak analis, debut ini juga menjadi pengingat bahwa ekspektasi perlu dikendalikan.
Satu pertandingan tidak bisa menjadi tolok ukur kemampuan sebenarnya, apalagi bagi pemain muda yang baru menjejakkan kaki di NBA.


🏀 Langkah Awal yang Menjanjikan

Yang Hansen memang terlihat gugup di awal pertandingan, mencatat satu pelanggaran dan satu turnover hanya dalam lima menit pertama.
Namun seiring waktu, ia mulai menemukan ritme dan tampil lebih percaya diri di babak kedua.
Beberapa kali, Hansen berhasil melakukan rebound krusial dan umpan akurat yang menunjukkan potensi besarnya sebagai big man modern.

Pelatih Blazers menyebut debut ini sebagai “pembelajaran penting” bagi Yang Hansen.
Dengan latihan rutin, peningkatan mobilitas, serta pemahaman taktik yang lebih baik, bukan tidak mungkin Hansen bisa berkembang menjadi pemain kunci bagi Portland dalam beberapa musim mendatang.


🔔 Kesimpulan: Proses Adaptasi Masih Panjang

Debut NBA Yang Hansen menunjukkan bahwa perjalanan menuju kesuksesan di liga terbaik dunia tidaklah mudah.
Ia masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan tempo cepat, tuntutan fisik, dan strategi kompleks NBA.
Namun, di balik keterbatasannya, terlihat secercah potensi yang bisa diasah menjadi kekuatan besar di masa depan.

Dengan dukungan pelatih, rekan satu tim, dan jutaan penggemar dari Tiongkok, Hansen kini memasuki babak baru dalam kariernya.
Jika ia mampu beradaptasi dan terus berkembang, bukan tidak mungkin suatu hari nanti nama Yang Hansen akan sejajar dengan para pemain besar NBA yang lahir dari Asia. 🏀🔥


Refrence : Mainbasket
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *